Lahan Garapan Dikuasai Pihak Lain, Petani Penggarap Rela Berjalan Kaki menuju Istana Negara

PETANI penggarap lahan eks HGU PT Tybar melakukan aksi berjalan kaki menuju Istana Negara di Jakarta. Foto: Magnet Indonesia/Nandi

SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Sebanyak 23 petani penggarap lahan eks HGU PT Tybar di Desa Gunung Karamat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, melakukan aksi berjalan kaki menuju Istana Negara di Jakarta untuk bertemu Presiden RI Joko Widodo. Tujuan mereka ingin menyampaikan aspirasi kepada Presiden ihwal lahan eks HGU yang sudah lama digarap sekarang kembali dikuasai koorporasi atau pihak perusahaan.

“Kami menuju Istana Negara di Jakarta ingin menyampaikan aspirasi langsung kepada Pak Presiden Joko Widodo,” ujar salah satu petani penggarap, Agus Sugeng (60), Rabu (26/1/2022).

Dijelaskan Agus, pada 2021 PT Tybar telah menerbitkan Surat Pelepasan Hak (SPH) lahan eks HGU seluas 292 hektare yang diperuntukan bagi petani di Desa Gunung Karamat. Bahkan sebagian lahan seluas 61 hektare sudah memiliki legalitas berupa sertifikat tanah dari Program Nasional Agraria (Prona).

BACA JUGA   Ratusan Santri Ikut Lailatul Ijtima yang Digelar Pemkab Sukabumi

“Tapi anehnya, lahan eks HGU milik petani yang sudah dan belum bersertifikat itu sekarang dirampas orang lain. Malah di lokasi sudah ada kegiatan penanaman pohon pinus oleh pihak perusahaan,” terangnya.

Agus mengaku rela berjalan kaki menuju Istana Negara demi mempertahankan hak petani pemilik SPH lahan eks HGU PT Tybar yang berjumlah 23 orang. Saat bertemu dengan Presiden nanti, para petani penggarap akan meminta kepastian hukum atas lahan eks HGU tersebut.

“Harapan kami agar bapak Presiden bisa langsung memberikan kepastian hukum terkait lahan bekas perkebunan yang sudah diberikan kepada petani di Desa Gunung Karamat,” ucapnya.

Add New Playlist