SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Inflasi Kabupaten Sukabumi per Juni sebesar 2,5 persen. Angkanya relatif di bawah nasional sebesar 2,84 persen. Meskipun masih terkendali, tetapi perlu dilakukan upaya-upaya antisipasi terhadap indikator penyumbang inflasi di daerah.
“Kita perlu melakukan upaya antisipatif jika inflasi daerah naik melebihi angka nasional. Inflasi ini dipengaruhi pasokan dan distribusi berbagai komoditas pangan,” kata Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Toha Wildan Athoilah, Senin, 1 Juli 2024.
Pada rapat koordinasi secara virtual beberapa waktu lalu, Kementerian Dalam Negeri mengingatkan bahwa kondisi inflasi di masing-masing daerah beragam. Bahkan masih ada yang di atas rata-rata nasional.
“Meskipun relatif terkendali, nanti kita urai penyebab tingginya inflasi daerah,” ucapnya.
Sejumlah komoditas secara nasional yang perlu diwaspadai pemerintah daerah belakangan ini adalah cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, dan bawang merah. Toha berharap masing-masing perangkat daerah terus memantau berbagai komoditas yang menjadi penyumbang inflasi.
“Kita akan segera melakukan koordinasi dengan jajaran perangkat daerah terkait untuk menekan naiknya inflasi,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sri Hartaty Harahap, mengaku telah mendapat arahan dalam upaya pengendalian inflasi daerah pascamengikuti rapat koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri secara virtual. Meski inflasi daerah sebesar 2,5 persen di bawah angka nasional, Dinas Pertanian tetap mengantisipasi pasokan dan komoditas yang menjadi penyebab inflasi naik.