SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Kurun hampir dua pekan terakhir, wilayah Sukabumi jadi pusat gempa. Hasil pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), penyebab gempa akibat terjadinya pergerakan pada patahan (sesar) Citarik.
Selama 10-21 Agustus, BMKG mencatat setidaknya terjadi 72 kali gempa bermagnitudo di bawah 5 yang berpusat di barat daya Sukabumi. Lokasinya berada di sekitar bagian atas Palabuhanratu atau Cisolok berbatasan dengan Provinsi Banten di bawah Gunung Salak. Gempa berskala kecil itu cukup dirasakan di wilayah Palabuhanratu, Cisolok, dan Cikakak.
“Gempa ini termasuk kategori swarm yaitu gempa dengan frekuensi sangat tinggi dalam waktu lama. Kekuatan relatif kecil, dangkal, dan tidak ada mainshock atau gempa utama,” kata sumber dari BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Rabu (21/8/2019).
Sesar Citarik membentang berarah utara timur laut-selatan barat daya memotong Jawa-Barat melalui Palabuhanratu, Bogor, dan Bekasi. Aktivitas sesar ini hingga sekarang masih aktif sejak tektonik Miosen Tengah.
“Jika Sesar Citarik aktif, dapat menimbulkan gempa bumi. Sesar ini harus diperhitungkan dalam perencanaan pengembangan infrastruktur di wilayah Sukabumi dan sekitarnya,” jelasnya.
BMKG Stasiun Geofisika Bandung mengimbau masyarakat di wilayah sekitar pusat gempa Sesar Citarik diharap tenang dan waspada serta tidak terpengaruh isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Masyarakat diminta memonitoring informasi dari BMKG sebagai institusi yang berwenang mencatat dan menganalisa kejadian gempa di Indonesia.
Kontributor: Yana Suryana
Editor: Sulaeman