SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Warga Kampung Pasir Randu Jujuluk, Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, masih berkutat mencari solusi mengatasi kekeringan. Padahal, di kampung itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, sudah menyalurkan bantuan air bersih, pemasangan pipa air, serta memberikan bak penampungan air.
Namun, ternyata berbagai bantuan itu tak lantas bisa mengatasi krisis air yang dialami ratusan warga. Kondisi itu dipicu karena persediaan dan tingkat kebutuhan masyarakat tidak berimbang.
“Kami harus kembali mengantre lagi air bersih di sumber mata air. Persediaan air sudah makin berkurang di sumber mata air. Kondisi itu karena tingkat kebutuhan warga juga tinggi saat tidak ada lagi sumber air yang bisa digunakan,” ujar Cemeng (42), warga Kampung Pasir Randu Jujuluk, Rabu (7/8/2019).
Sumber mata air satu-satunya di Kampung Pasir Randu itu harus diperebutkan hampir 600 jiwa di tiga RT. Pada kondisi curah hujan normal, sumber air lebih dari mencukupi. Namun kondisinya kontradiktif saat kemarau karena debit air turun drastis dan penggunaan air meningkat.
“Ada bak penampungan di RT 02 yang pasokannya dari sumber air di sini. Airnya bisa memenuhi kebutuhan 280 jiwa. Namun karena sekarang semua warga dari RT 01, 02, dan 03 mengambil air dari sini (sumber mata air), pasti jadi cepat habis karena ada 600 jiwa yang menggunakannya,” terang dia.
Ketua RT 02, Nadi, menambahkan sebetulnya pemerintah telah bergerak cepat mengatasi kondisi kekeringan di wilayahnya dengan menyalurkan bantuan pemasangan pipa air dan lainnya. Namun kondisi alam tidak pernah ada yang tahu. Contohnya kemarau saat ini yang relatif cukup lama.