Ketua Kelompok Tani Manggu Jaya, Hamdilah, mengaku terbantu adanya sumur bor saat pasokan air kurang akibat kemarau. Saat ini, kata dia, masih tahap pengerjaan pembuatan sumur bor. Kemudian akan dilanjutkan dengan pembuatan bak penampungan air.
“In Syaa Allah, ke depan sumur bor ini akan kita rawat sebaik-baiknya. Kalau sudah ada sumur bor, penyediaan air untuk mengairi lahan pertanian akan lebih mudah. Atas nama pribadi dan seluruh anggota Kelompok Tani Manggu Jaya mengucapkan terima kasih banyak kepada Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi dan UPTD Pertanian Wilayah IV Palabuhanratu. Semoga bantuan sumur bor ini akan lebih bermanfaat bagi lahan pertanian kelompok kami,” ucap Hamdilah.
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Palabuhanratu, Winda Widyawati, menegaskan pembuatan sumur bor untuk menyuplai pasokan air bagi lahan pertanian milik kelompok tani itu, pengerjaannya harus mengacu pada gambar dan spesifikasi teknis yang dibuat konsultan perencanaan. Jika asal-asalan atau bukan pada titik koordinat sumber air dan jauh dari lahan pertanian, maka akan menjadi sia-sia.
“Konsultan membuat perencanaan dan titik koordinat pengeboran sumur itu atas dasar masukan dari BPP dan UPTD. Kalau tidak sesuai perencanaan, maka menyalahi aturan. Kami tidak mau mendengar ada kelompok tani penerima bantuan sumur bor, punya keinginan sendiri-sendiri lalu mengabaikan spesifikasi teknis yang dibuat konsultan. Nanti dinas penyalur bantuan juga yang kena getahnya akibat ulah mereka (kelompok tani),” tandasnya. (adv)