CIANJUR | MAGNETINDONESIA.CO – Kabupaten Cianjur bersiap menghadapi prediksi memasukinya musim kemarau tahun ini. Satu di antara organisasi perangkat daerah (OPD) yang memetakan wilayah kekeringan yakni Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan (DPKPP).
“Kekeringan memang akan sangat berdampak besar bagi masyarakat Cianjur. Prediksinya, musim kemarau tahun ini akan berlangsung Mei hingga November,” ujar Kepala Seksi Air Bersih DPKPP Cianjur, Ii Irianto, Kamis (23/5/2019).
Hasil pemetaan, kata Ii, wilayah yang rawan berpotensi kekeringan meliputi selatan di antaranya terdiri dari Kecamatan Sindangbarang dan Kadupandak. Sementara di wilayah Cianjur tengah berada di Cibeber dan Cilaku. Sementara di wilayah utara berada di Kecamatan Cipanas, Pacet, serta Sukaresmi.
“Kita sudah menandai titik di desa mana saja yang harus diantisipasi,” ungkap Ii.
Beberapa daerah merupakan langganan kekeringan. Namun Pemkab Cianjur sudah menyalurkan bantuan berupa mesin pompa penyedot air.
“Tapi pemakaiannya boros energi. Cukup jadi masalah juga bagi masyarakat karena tentu akan berdampak terhadap biaya yang besar,” jelasnya.
Ia mencontohkan di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber dan Desa Langensari, Kecamatan Cilaku. Masyarakat di dua desa itu belum bisa memanfaatkan bantuan pompa air.
“Mesinnya kan diesel. Satu jam pemakaian bisa menghabiskan 10 liter solar. Cukup memberatkan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Kekeringan tak hanya soal berkurangnya pasokan air ke lahan-lahan pertanian. Tapi juga menyangkut kebutuhan sehari-hari masyarakat.