SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, memetakan Kecamatan Cisolok merupakan salah satu wilayah di kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa dan Bali itu rawan banjir dan longsor.
“Kecamatan Cisolok merupakan daerah rawan banjir dan longsor. Setiap tahun terjadi longsor. Bencana di daerah ini terjadi sejak 2010. Tanah longsor dari kawasan perbukitan di Kampung Garehong, Desa Sirnaresmi, merupakan salah satu kejadian bencana terbesar di 2018 ini,” ujar Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman, kepada wartawan, Selasa (1/1/2019).
Diungkapkan Eka, selama ini Kecamatan Cisolok menjadi prioritas mitigasi bencana. Hanya saja, kata dia, karakteristik masyarakat di sekitar lokasi bencana masih menganut adat dan budaya berbeda dengan penduduk lainnya.
“Dari awal kami sudah memprioritaskan mitigasi bencana. Tapi penduduk di sini punya adat berbeda dengan di kota. Mereka masih menempati areal pertanian tanpa memikirkan kondisi bangunannya. Karena daerah ini rentan pergerakan tanah dan tak layak dihuni,” paparnya.
Eka menuturkan saat ini yang menjadi prioritas masih fokus kepada evakuasi korban. Masa tanggap darurat bencana sejak 31 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019.
“Jika masa tanggap darurat selesai, nanti keputusannya ada di pak bupati, apakah akan dilakukan evakuasi atau direlokasi,” imbuhnya.
Danrem 061/Suryakencana Kolonel Inf Muhammad Hasan menambahkan, titik lokasi longsor termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Namun masyarakat di lokasi banyak yang berladang menggunakan sistem terasering untuk bercocok tanam.
