Reforma Agraria Jadi Bahan Diskusi Aktivis Sukabumi

PARA aktivis pergerakan Sukabumi menggelar kegiatan diskusi dan konsolidasi di objek wisata alam Nirwana Cipanatik Jelebud, Desa Bojonglopang, Kecamatan Jampangtengah, Sabtu (20/10/2018).

SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Sejumlah aktivis petani dan mahasiswa di antaranya Serikat Petani Indonesia (SPI) Cabang Sukabumi, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sukabumi, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sukabumi, Fraksi Rakyat, serta Lokomotif Institut, menggelar diskusi dan konsolidasi yang bertajuk reforma agraria.

Kegiatan dalam rangkaian peringatan Hari Pangan Sedunia 2018 itu digelar di objek wisata alam Nirwana Cipanatik Jelebud, Desa Bojonglopang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (20/10/2018).

Turut hadir Ketua Eksekutif IHCS (Indonesian Human Right Commite for Social Justice) David Sitorus, Sekretaris DPD GMNI Jawa Barat, Dewex Sapta Anugrah, dan akademisi dari Universitas Padjajaran, Yana Fajar. Ketiganya merupakan sebagai moderator diskusi para aktivis pergerakan tersebut.

BACA JUGA   Sah! Mantan Kepala BKPSDM Resmi Jabat Sebagai Sekda Kabupaten Sukabumi

Pada diskusi itu muncul beberapa isu mendasar satu di antaranya yang menjadi sorotan audien adalah masalah penetapan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria. Para audien dan pemateri menilai sejauh ini reforma agraria jadi persoalan mendasar baik di tingkat grassroot maupun pemerintahan.

“Kegiatan ini untuk memperkuat gerakan basis petani tergabung dalam SPI di seluruh wilayah Sukabumi didukung aktivis pergerakan mahasiswa,” ujar Ketua SPI Sukabumi, Rozak Daud, kepada Magnet Indonesia Online.

Rozak, sang penggagas acara tersebut menuturkan selain diskusi dan konsolidasi, ada juga paparan progres perjuangan hak atas tanah eks HGU yang dilakukan para petani Sukabumi selama belasan tahun kepada para audien dan pemateri.

BACA JUGA   Horee! 16 Desa di Kabupaten Sukabumi Mendapat Program PTSL

Add New Playlist