Ini Persepsi ‘Sontoloyo’ Versi Legislator Fraksi Partai Gerindra

Logo Partai Gerindra

SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Ungkapan ‘sontoloyo’ yang diucapkan Presiden RI, Joko Widodo, saat pembagian 5000 sertifikat tanah di Lapangan Bola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, menimbulkan berbagai persepsi. Satu di antaranya diutarakan Ketua DPP Partai Gerindra, Heri Gunawan.

Bagi anggota Komisi XI DPR itu, kata ‘sontoloyo’ memiliki persepsi ketidakmampuan membereskan defisit keseimbangan primer APBN, defisit neraca pembayaran, dan defisit neraca perdagangan.

“Sontoloyo itu cuma bisanya utang, cabut subsidi, liberalisasi, dan privatisasi. Akumulasinya balik lagi, memperburuk defisit pada neraca pembayaran dan neraca perdagangan. Lalu ikut membuat nilai tukar rupiah makin anjlok,” cetus legislator asal Sukabumi ini, Jumat (26/10/2018).

Menurut HG, sapaan akrab Heri Gunawan, politikus ‘sontoloyo’ yang dilontarkan Presiden Jokowi menyiratkan dua hal. Pertama, pernyataan tersebut sebenarnya mengekspresikan sikap presiden yang anti-kritik. Kedua, jika menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘sontoloyo’ adalah ungkapan makian. Bahkan mungkin bagi sebagian besar masyarakat, kata ‘Sontoloyo’ itu jauh dari adab dan adat ketimuran.

BACA JUGA   Alat Kelengkapan Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Berubah, Ini Komposisinya?

“Jika dilihat dari konteksnya, pernyataan tersebut jelas diarahkan presiden terhadap para pengkritik kebijakan dana kelurahan yang baru saja diputuskannya,” imbuhnya.

Sejatinya, kata HG, presiden menerima kritik tersebut secara konstruktif. Jangan baper karena setiap dana yang keluar dari APBN harus ada dasar hukumnya. Seharusnya, presiden berterima kasih karena telah diingatkan agar tidak ada aturan yang dilanggar.

Related Posts

Add New Playlist