SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Tim Kelompok Kerja Geopark Ranah Minang, Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat, berkunjung ke Kabupaten Sukabumi, Jumat (24/8/2018). Mereka ingin menimba ilmu dari Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGG) yang hanya dalam waktu singkat dianugerahi predikat global geopark dari UNESCO.
“Di daerah kami juga ada geopark. Namanya Siloke,” kata Wakil Bupati Sijunjung, Arrival Boy, usai beraudiensi dengan pengelola Geopark Information Center (GIC) di Citepus, Palabuhanratu.
Siloke adalah sebuah desa yang memiliki alam bebatuan. Di kawasan itu terdapat flora dan fauna, goa-goa, serta ditambah berbagai peninggalan zaman penjajahan Jepang.
“Kami memiliki sejarah kerja paksa atau romusa termasuk gerbong-gerbong kereta tua sisa zaman penjajahan. Selama satu tahun ini kami perjuangkan,” tuturnya.
Arrival mengaku telah mengunjungi berbagai tempat yang dijadikan studi banding di Kabupaten Sukabumi. Hasilnya nanti akan diterapkan di Siloke.
“Di kawasan CPUGG, semangat masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan geopark ini sangat tinggi. Semuanya akan kami adopsi,” tegas dia.
Saat ini, lanjutnya, terdapat sembilan kabupaten dan kota di Sumatra Barat yang tengah berjuang meraih predikat geopark nasional maupun global geopark dari UNESCO. Namun, Siloke di Kabupaten Sijunjung menjadi prioritas dibandingkan yang lainnya.
“Pak gubernur (Irwan Prayitno) bilang bahwa Siloke jadi prioritas. Bahkan anggaran untuk Kabupaten Sijunjung sudah diusulkan pak gubernur sebesar Rp800 miliar,” bebernya.