Ini Mantan Pejuang Gerilyawan Berdarah Tionghoa dari Jampangtengah

Ui Cun Seng alias Inceng Suhardi (83), vetean perang keturunan Tionghoa, menunjuk koleksi foto kenang-kenangannya semasa zaman perang saat agresi militer Belanda. Magnet Indonesia Online/Iqbal Salim

SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Indonesia masih menyimpan banyak pejuang kemerdekaan yang hingga kini masih hidup. Termasuk di Kabupaten Sukabumi, para veteran perang ini masih menyimpan kenangan saat dulu ikut berperang.

Satu di antaranya Ui Cun Seng alias Inceng Suhardi. Lelaki keturunan Tionghoa berusia 83 ini pernah terlibat perang saat agresi militer Belanda bersama tentara KNIL yang ingin menguasai kembali bumi Nusantara pascahengkangnya penjajah Jepang setelah kalah dalam perang dunia kedua melawan sekutu.

Kini Inceng Suhardi atau biasa disapa Mbah Ceng, tinggal di Kampung Bojonglopang, Kecamatan Jampangtengah. Saat masa penjajahan dulu, usia Mbah Ceng masih relatif remaja. Ia turut bergabung dengan pejuang lainnya bergerilya di hutan. Ia diberi tugas sebagai kurir untuk menyiapkan kebutuhan logistik para pejuang serta memata-matai kekuatan pasukan Belanda dan sekutunya.

BACA JUGA   2 Poktan Komoditas Kopi di Kabupaten Sukabumi Terima Bantuan Mesin Pengolahan Kopi

“Saat menginjak remaja, saya turut bergerilya di hutan melawan penjajah Belanda yang ingin kembali berkuasa. Semua golongan dan etnis yang pro-Indonesia bersatu melawan penjajah Belanda,” ujar Mbah Ceng bercerita saat berbincang dengan reporter Magnet Indonesia Online di kediamannya, Sabtu (11/8/2018).

Selain itu, Mbah Ceng juga diberi tugas untuk mencuri logistik milik militer Belanda berupa peluru yang disimpan di gudang amunisi. Bukan tugas mudah karena taruhannya nyawanya sendiri. Waktu itu, bisa mencuri 2 atau 5 butir peluru sangat berharga bagi para pejuang untuk melawan penjajah.

Pascakemerdekaan, Mbah Ceng enggan masuk legiun veteran sebagai pensiunan mantan pejuang. Bahkan uang pensiunannya tidak diambil dan diserahkan kembali kepada negara.
Kini Mbah Ceng tengah menikmati masa tuanya bersama satu anak dan dua cucu serta satu cicit di pelosok desa yang sunyi. Di dinding ruang tamu rumahnya berjejer sejumlah koleksi foto kenang-kenangan semasa zaman perjuangannya dan beberapa penghargaan dari Negara Republik Indonesia.

BACA JUGA   Kurun Setahun, Kejari Kabupaten Sukabumi Sidik 185 Perkara Pidana Umum

Related Posts

Add New Playlist