“Sejak tiga tahun terakhir, banjir sekarang yang paling parah. Ini terjadi karena adanya pendangkalan sungai,” ucap Wahyu, di sela meninjau lokasi banjir.
Ia menyebutkan kejadian bencana banjir ini merendam sawah pascapanen yang sudah ditanami ikan nila, sebagian areal padi sawah siap panen. Padahal, kata Wahyu, belum lama ini sawah yang sudah dipanen telah ditanami sebanyak 500 liter benih ikan nila. Sementara harga benih ikan mencapai Rp60 ribu per liter.
“Jadi, jumlah kerugian untuk benih ikan saja ditaksir sebesar Rp30 juta. Belum padi sawah yang dipastikan gagal panen karena rusak dan hanyut terbawa banjir,” bebernya.
Wahyu mengaku akan berkirim surat ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Sukabumi, agar segera melakukan normalisasi Sungai Cihaur karena terjadi pendangkalan.
“Kalau Sungai Cihaur tidak segera dilakukan pengerukan, banjir akan terus terjadi di kampung ini saat hujan deras,” tandasnya.
Kontributor: Agris Suseno
Editor: Hafiz Nurachman