“Informasinya, sampah di Pantai Loji kiriman dari muara dan anak Sungai Cimandiri, sebagian dari laut. Masalah sampah ini sangat serius. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kami tunjuk sebagai koordinator penanganan sampah untuk segera melakukan kajian di lapangan. Termasuk berkoordinasi dengan PT IP dan unsur Forkopimda agar persoalan sampah ini ada win-win solution,” ungkapnya.
Dia menegaskan, penanganan sampah di Pantai Loji secara berkelanjutan yang melibatkan pihak swasta maupun masyarakat adalah bagian dari tanggung jawab bersama untuk kelestarian dan keasrian lingkungan pantai.
“Kami apresiasi atas kepedulian manajemen PLTU yang berkomitmen menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan pantai. Mudah-mudahan kolaborasi ini terus berkelanjutan sampai Pantai Loji bisa clean and clear dari sampah,” imbuhnya.
General Manager PLTU Jabar 2 Palabuhanratu, Rizki Priatna, menambahkan, penanganan timbulan sampah di Pantai Loji akan dilakukan secara berkesinambungan bekerja sama dengan Karang Taruna dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ke depan sampah kayu akan diolah menjadi biomassa sebagai bahan bakar alternatif untuk PLTU.
“Kita punya workshop pengolahan sampah kayu. Jadi, sampah yang terbuang dan tidak terpakai kita olah menjadi biomassa. Nah, ini bisa bernilai ekonomis dan membantu pemerintah daerah dalam upaya pengurangan sampah yang dibuang ke TPA,” jelasnya.
Rizki berharap program pengolahan sampah kayu menjadi bahan bakar co-firing PLTU sebagai pengganti batu bara ini bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Kabupaten Sukabumi, khususnya masyarakat Desa Loji. Selain itu, secara bersama-sama bisa melakukan penanganan sampah mulai dari hulu hingga hilir Sungai Cimandiri.
