SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Kabupaten Sukabumi dipilih jadi percontohan program closed loops cabai. Program pemerintah pusat ini merupakan jembatan bagi petani dan pasar.
“Closed loops ini menyinergikan rantai nilai pertanian. Sehingga suplai lebih maksimal dan produk serta harga pun bisa stabil,” ungkap Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat melakukan penandatanganan nota kesepahaman program closed loops cabai secara virtual di Pendopo Sukabumi, Senin (8/2/2021).
Marwan mengatakan, penandatanganan MoU closed loops cabai ini diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak November 2020. Sebelum MoU, kementerian sudah melakukan audiensi hingga asesment kepada kelompok tani cabai. Ke depan, lanjut dia, program yang melibatkan 14 kemitraan ini diyakini akan ada peningkatan terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi petani cabai.
“Saya optimistis program ini akan sukses sesuai harapan para petani,” ucapnya.
Terdapat 14 mitra yang melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman project closed loops cabai tersebut. Di antaranya, Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), serta kelompok tani.
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Bidang Perekonomian, Yuli Sri Wilanti, mengatakan MoU kemitraan cabai ini mulai dari penyediaan bibit, pupuk, pendampingan, dan lainnya. Sehingga bisa berjalan dari hulu sampai hilir.
“Produksi hingga pemasaran juga melibatkan 14 institusi kemitraan ini,” terang Yuli.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Sudrajat menambahkan areal lahan yang digunakan untuk pilot project cabai ini seluas 1,5 hektare. Lokasi lahan tersebut berada di Desa Langensari dan Selaawi Kecamatan Sukaraja dengan melibatkan enam kelompok tani.
