“Apakah dia terlibat aktif dengan akun atau grup media sosial yang terkait dengan gerakan radikal atau tidak?,” kata Romzi.
Menurut dia, kondisi ini terkait agoritma. Ia mengaku setuju dengan Gus Mis yang menyatakan pemerintah dalam hal ini BNPT maupun instansi terkait belum berhasil dalam kontranarasi radikalisme. Jadi, ujar Romzi, jika sentimennya positif terhadap radikalisme, maka semua upaya kontranarasi yang dibuat BNPT, Densus 88, maupun teman-teman muda NU tidak akan dibaca.
“Solusinya harus ada jalan alternatif. Kita tidak fokus meng-counter ekstremisme dengan membangun kontranarasi di media sosial digital. Tapi kita buat narasi alternatif. Misalnya radikalisme Pancasila di ruang publik digital. Gus Mis mencoba secara radikal menjelaskan nilai-nilai Pancasila ke anak-anak muda. Daripada kita sibuk bikin kontranarasi radikalisme, lebih baik buat alternatif,” tandasnya.
Kontributor: Medi Ardiansyah
Editor: Afillah Akbar