“Kedatangan kami ke rumah pak Andi mewakili Danyonif. Saya doakan beliau tetap sehat selalu diusia yang sudah senja ini,” ucapnya.
Pelda (Purn) Andi Nurdin, mengaku bersyukur sekaligus bangga telah mendapat perhatian dari jajaran Yonif 310 bertepatan HUT TNI ke-77. Prajurit Yonif 310 adalah pasukan infanteri yang sangat hebat. Setiap berada di medan operasi untuk melaksanakan tugas, pasukan ini selalu berhasil. Seperti Operasi Pagar Betis, penumpasan DI/TII, dan PKI di Kalbar. Termasuk mendapatkan ratusan pucuk senjata api saat penumpasan Republik Maluku Selatan (RMS).
“Saya bangga bisa bergabung dengan pasukan ini. Terima kasih atas perhatian Danyonif 310. Saya doakan seluruh prajurif Yonif 310 selalu berada dalam lindungan Allah SWT,” ungkapnya.
Sekadar diketahui, saat ditugaskan di daerah operasi pada tahun 1966, Andi Nurdin masuk jajaran unit intel Yonif 310 dan berpangkat Kopral Kepala (Kopka). Ia salah satu saksi sejarah dan terlibat langsung dalam penumpasan gerakan PKI di Kalbar bersama pasukan dari batalyon lainnya.
Setelah operasi penumpasan antek-antek PKI berhasil, Andi kemudian ditugaskan sebagai pengawal Jenderal Besar TNI Dr Abdul Haris Nasution. Kala itu, Nasution dilantik menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Namun, setelah Jenderal Soeharto diangkat menjadi Presiden RI ke-2 pada 12 Maret 1967, ia memilih pensiun dini dan menetap di Sukabumi. Bahkan, ia juga telah menerima penghargaan dari pemerintah berupa penghargaan Dwikora dan jasa penumpasan PKI.