SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Kampung Cipatuguran, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, terancam abrasi pantai susulan. Namun, sampai sekarang belum ada tindak lanjut penanganannya dari Pemkab Sukabumi.
Warga pun mulai galau. Mereka pun memilih untuk menyampaikan aspirasi ke para wakil rakyat di Gedung DPRD Kabupaten Sukabumi, Rabu (12/8/2020).
“Abrasinya sangat parah. Tanah maritim dan tanah milik kami hampir habis terkikis. Tapi sampai sekarang belum ada penanganan dari pemerintah,” kata Ade Supriyadi (55), tokoh masyarakat Kampung Cipatuguran, di sela audiensi dengan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi.
Saat ini abrasi terus terjadi. Jarak bibir pantai ke permukiman warga tinggal 10 meter akibat abrasi.
“Pohon kelapa yang berusia hampir 10 tahun juga ikut tergerus. Pepohonan itu milik kami yang ditanam cukup lama,” tuturnya.
Terdapat 4 RW yang terancam abrasi yakni 05, 06, 20, dan 21. Ade menuturkan abrasi terjadi diduga sejak adanya pembangunan dermaga batu bara PLTU Jabar 2 Palabuhanratu yang dibangun sejak 2007 lalu.
“Kami sudah sampaikan keluhan ini ke pihak PLTU. Bahkan sempat ada pertemuan. Sekarang kami mengadu ke DPRD. Tapi belum ada keputusan,” ujarnya.
Ketua RW 21, Ujang Sudira, menaruh harapan para wakil rakyat bisa membantu memfasilitasi keluhan dan tuntutan warga. Penanganan sifatnya mendesak karena abrasi terus terjadi.
“Saat ini bibir pantai dengan pemukiman rumah warga hanya beberapa meter. Ada yang cuma berjarak 3 meter, 7 meter, 10 meter, dan 12 meter. Pokoknya harus ada penanganan. Harapan kami satu-satunya meminta bantuan wakil rakyat di DPRD,” ungkapnya.
