Enam Desa di Kecamatan Cibeber Diwaspadai Rawan Kekeringan

Ilustrasi gunung kekeringan akibat kemarau. IST

CIANJUR | MAGNETINDONESIA.CO – Sejumlah daerah pelosok di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, rawan krisis air bersih setiap kali memasuki musim kemarau. Dari 18 desa di wilayah itu, setidaknya terdapat enam desa yang diwaspadai rawan krisis air karena berada di dataran tinggi.

“Kalau sekarang sih cuaca terbilang normal karena masih turun hujan. Tapi ada beberapa daerah yang kami waspadai berpotensi kekeringan saat musim kemarau,” kata Sekretaris Kecamatan Cibeber, Solihin, kepada magnetindonesia.co, Rabu (27/6/2018).

Enam wilayah yang berada di dataran tinggi itu yakni Desa Girimulya, Desa Salamnunggal, Desa Karangnunggal, Desa Cibaregbeg, Desa Sukamanah, dan Desa Kanoman. Saat 2015 lalu, keenam desa itu pernah dilanda kekeringan saat terjadi kemarau panjang.

BACA JUGA   Besok, Panitia Pilkades Serentak Tetapkan Nomor Urut dan Tanda Gambar Calon Kades

“Warga juga pernah membuat semacam sumur buatan di sekitar bantaran sungai saking susahnya mendapatkan air. Semua keperluan sehari-hari mengandalkan di sana (bantaran sungai),” ujarnya.

Setiap tahun kala memasuki musim kemarau, lanjut dia, warga dihantui potensi krisis air bersih. Namun sekarang enam desa itu sudah diarahkan sebagai daerah resapan.

“Warga sekarang sudah banyak menanami sejumlah pohon yang nantinya berguna sebagai resapan sekaligus mengantisipasi potensi tanah longsor,” jelasnya.

Satu di antaranya di Desa Girimulya. Pascakemarau panjang dua tahun lalu, warga telah melaksanakan penghijauan dengan cara menanam sebanyak 1.000 pohon trembesi bantuan dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Kampung Rawagede.

“Tapi kalau melihat kondisi sekarang, sepertinya gak akan terjadi kemarau panjang. Sejak enam bulan terakhir hujan masih turun. Mungkin ini yang dinamakan kemarau basah seperti waktu itu,” ucapnya.

BACA JUGA   DLH Kabupaten Sukabumi Angkuti Sampah yang Menumpuk di Lokasi Longsor

Related Posts

Add New Playlist